Sabtu, 06 Agustus 2016

Sekilas Catatan Tentang Terbentuknya Propinsi Lampung (1857 -1967)

Diposting dan disalin sesuai dengan aslinya dari: Naskah Sejarah Daerah Lampung Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 1977/1978


Masa Kolonial Hindia Belanda

Memasuki abad ke-20 dapat dikatakan tidak ada lagi wilayah di Lampung yang bebas dari kekuasaan Belanda. Sejak gugurnya Radin Inten II (5 oktober 1856), berakhir pulalah perlawanan rakyat Lampung. Perlawanan yang timbul kemudian dapat dikatakan tidak berarti sama sekali sehingga Lampung cukup terkendali. Pemerintahan di daerah dipegang oleh masing-masing kebuayan atau marga/mego dengan restu dari pemerintahan Belanda. Dasar kebuayan inilah nantinya yang akan menjadi sistem pemerintahan marga (marga-stelsel) yang ditetapkan dalam IGOB (Inlandsche Geneente Ordonnantie Buitengewesten) pada tahun 1928.
Sejak tahun 1857 pemerintahan di Lampung dikepalai oleh seorang residen yang dibantu oleh sekretaris dan tujuh orang kontroler, yang kesemuanya terdiri dari orang Belanda, mereka menerapkan sentralisasi seperti di Jawa tetapi mendapat tantangan karena tidak cocok dengan sistim yang ada yaitu sistem kebuayan/marga yang berdasarkan desentralisasi (otonomi). Dengan sistem sentralisasi yang dijalankan oleh pemerintahan Belanda pernah terjadi kegoncangan dalam masyarakat, yaitu ketika sistem kebuayan seolah tidak dihormati, maka sejak tahun 1859 orang orang dari daerah Rebang dan Kisam menggunakan kesempatan untuk berpindah ke Selatan serta orang Abung mendesak ke Timur ke wilayah kebuayan lainnya. Sistem kebuayan adalah sistem yang sudah berjalan sejak era kesultanan Banten dan Palembang sebelum VOC Belanda menundukan kesultanan-kesultanan tersebut, terutama di daerah Utara yang mempunyai kebuayan. Sistem ini menitik-beratkan pada musyawarah dan mufakat dengan desentralisasi/otonomi dalam pelaksanaanya. Sistem desentralisasi ini tidak sesuai dengan kehendak pemerintah Belanda. Tetapi Belanda tidak bisa berbuat banyak karena adat istiadat masih dipegang teguh oleh penduduk Lampung yang tercermin pada upacara – upacara adat yang masih dipatuhi. Akhirnya pimpinan berdasarkan kebuayan terpaksa dipenuhi belanda dalam tahun 1928, pada tahun ini marga menuntut adat Lampung diakui berikut hak ulayatnya. Tetapi dalam pelaksanaanya sudah sangat dibatasi, dimana hak ulayat tersebut hanya tinggal berupa wewenang mengurus tanah oleh marga atas nama pemerintahan Belanda.
Pengaturan secara lengkap administrasi pemerintahan daerah Lampung terjadi pada tahun 1929, termuat dalam staatsblad 1929 No. 326, dimana antara lain diatur, Lampung dijadikan satu afdeling yang dikepalai oleh residen. Afdeling Lampung dibagi atas lima onder afdeling yang masing masing dikepalai oleh seorang kontroleur dan dipedang oleh bangsa Belanda. Residen berkedudukan di Teluk Betung, sedangkan kontroleur berkedudukan di kota-kota Telukbetung, Kotaagung, Sukadana, Kotabumi dan Menggala. Selanjutnya tiap-tiap onder afdeling dibagi dalam beberapa distriik yang dikepalai oleh demang. Tiap distrik dibagi lagi dalam onder distriik yang dikepalai oleh asisten demang. Bagi daerah kolonialisasi onder distrik dikepalai oleh seorang asisten wedana. Pangkat demang atau asisten demang/asisten wedana dijabat oleh seorang pribumi, pada tingkat paling bawah, diakui sistem marga yang dikepalai oleh seorang Pasirah yang memimpin kepala-kepala kampung yang disebut kepala suku.
Walaupun keadaan di Lampung sudah aman dan stabil, dengan adanya pengaruh pergerakan nasional di Jawa serta melihat sistem marga merupakan alat bagi pemerintahan Belanda, maka timbul kelompok anti sistem marga yang dipelopori oleh tokoh-tokoh pergerakan yang pada waktu itu baru tumbuh di Lampung, namun karena banyak mendapat pengaruh dari partai komunis Indonesia yang baru saja mengadakan pemberontakan di Jawa dan Sumatera Barat maka pergerakan ini tidak mendapat dukungan dari rakyat setempat, lagi pula rakyat yang mengikuti pergerakan akan ditindas oleh Belanda.
Berdasar adat Lampung, kedudukan kepala (pengetua kelompok genealogis) diwariskan namun tetap dengan eleksi. Maka kepala marga pun dipilih oleh penyimbang-penyimbang suku, jadi dalam pemilihan terbatas ada marga yang dihormati tentang tata adatnya untuk kemudian residen mengangkat orang yang berhak yang dipilih oleh para penyimbang. Sebaliknya ada pula marga yang mengenal pemilihan umum untuk kepala marga, yaitu marga-marga Pasemah (orang Rebang dan Kisam) serta orang-orang pendatang, dimana hubungan genealogis tidak begitu dipentingkan lagi.
Sejak ditetapkankannya status marga dan beberapa distrik kolonisasi, marga-marga tersebut adalah :

  • 1. Dantaran
  • 2. Pesisir Rajabasa
  • 3. Ratu
  • 4. Legun
  • 5. Ketibung
  • 6. Teluk Betung
  • 7. Balau
  • 8. Way Semah
  • 9. Sabu Menanga
  • 10. Ratai
  • 11. Punduh
  • 12. Pedada
  • 13. Merak Batin
  • 14. Tegineneng
  • 15. Badak
  • 16. Putih
  • 17. Limau
  • 18. Kelumbayan
  • 19. Pertiwih
  • 20. Putih
  • 21. Limau
  • 22. Buay Belunguh
  • 23. Tulang Bawang Pesisir
  • 24. Benawang
  • 25. Way Ngarip SemUong
  • 26. Pematang Sawah
  • 27. Rebang Pugung
  • 28. Pugung
  • 29. Buay Selagai Kunang
  • 30. Rebang (Buay) Seputih
  • 31. Buay Baradatu
  • 32. Buay Nunyai
  • 33. Buay Bunga Mayang
  • 34. Kasui
  • 35. Buay Semenguk
  • 36. Buay Pemuka Pengiran Udik
  • 37. Buay Tuba
  • 38. Buay Pemuka Pengiran
  • 39. Buay Bahuga
  • 40. Buay Barasakti
  • 41. Buay Pemuka Pengiran Ilir
  • 42. Buay Pemuka Bangsa Raja
  • 43. Jabung
  • 44. Melinting
  • 45. Sekampung
  • 46. Subing Labuan
  • 47. Gedong Wani
  • 48. Batanghari
  • 49. Sukadana
  • 50. Unyi Way Seputih
  • 51. Subing
  • 52. Buay Beliuk
  • 53. Buay Nyerupa
  • 54. Anak Tuha
  • 55. Pubian
  • 56. Buay Unyi
  • 57. Mesuji Lampung
  • 58. Buay Bulan Udik
  • 59. Tegamoan
  • 60. Suai Umpu
  • 61. Buay Bulan Ilir
  • 62. Buay Aji
Demikian keadaan pemerintahan pada zaman Hindia Belanda sampai kedatangan bangsa Jepang ke indonesia. Pada zaman Jepang struktur pemerintahan itu tidak dirubah hanya istilah-istilah diganti dengan istilah–istilah Jepang.
Daerah Lampung sejak abad ke-16 sudah didatangi oleh pendatang dari Banten, dan secara besar-besaran dari daerah Sumatera Selatan datang kedaerah Lampung pada pertengahan abad ke-19, sedangkan kolonisasi dari Jawa secara intensif mulai pada abad ke-20, mereka menghuni daerah-daerah yang belum diolah dan tergolong subur. Mulailah terlihat pemukiman yang mendiami daerah  SANG BUMI RUA JURAI ini hidup rukun dan penuh toleransi, bahkan terjadi pengakuan terhadap orang Rebang dan Kisam sebagai warga pribumi Lampung yang menghuni beberapa wilayah tertentu. Terlebih pada masa kemerdekaan telah banyak terjadi perubahan pandangan dalam pikiran orang Lampung untuk lebih terintegrasi antara masyarakat Jawa dengan masyarakat Lampung, Bahkan lambang pemerintah daerah Lampung terdapat kalimat “ SANG BUMI RUA JURAI” yang menunjukkan sikap bahwa golongan penduduk asli dengan kaum pendatang mempunyai suatu tempat dan tugas yang sama dalam membina wilayah ini untuk kemajuan negara dan bangsa.


Pendudukan Jepang

Ketika perang pasifik meletus dibulan Desember tahun 1941 Hindia Belanda berada di pihak sekutu. Hanya dalam waktu sekitar 100 (seratus) hari Jepang berhasil menghancurkan pertahanan Inggris di Birma, Malaya, dan singapura. Juga berhasil menghancurkan pertahanan Amerika di Pilipina, serta menundukkan pertahanan Belanda di Indonesia hingga pada 8 maret 1942 di Kalijati, Jawa Barat, Belanda menyerah tanpa syarat.
Sumatera dibawah kekuasaan pemerintahan Jepang berpusat di Singapura yang disebut shonanto, Jepang memasuki daerah Lampung dari arah Palembang. Pendudukan balatentara Jepang segera menjadikan Lampung sebagai keresidenan yang dikepalai oleh seorang residen militer (Lampung Syucokan) yaitu kolonel Kurita, yang dibantu seorang kepala kepolisian yang bernama Sebakihara. Sebagaimana sistim pemerintahan Jepang di pulau Jawa, maka dibawah keresidenan diadakan kabupaten, dibawahnya lagi ada kewedanaan yang dikepalai oleh seorang Gunco sebutan pengganti demang, yang dijabat oleh seorang pribumi. Dibawah kewedanaan terdapat wilayah asisten wedana yang nanti menjelma menjadi wilayah kecamatan dikepalai oleh seorang asisten demang/asisten wedana (fuku gunco), dibawah nya adalah kampung/desa yang disbut Ku. Dan di setiap kewedanaan diangkat seorang Ciko Sidukan berkebangsaan Jepang yang bertugas mengawasi dan membimbing Gunco agar setia dan tak menyimpang. Tidak berlangsung lama pada tanggal 15 agustus 1945, Jepang akhirnya menyerah terhadap sekutu, setelah terlebih dahulu dijatuhkan bom atom oleh Amerika Serikat.

Era Kemerdekaan

Berita menyerahnya Jepang diterima di Palembang lewat petugas radio domei dan modohan, kabar kekalahan tersebut sampai ke Lampung. Tidak lama kemudian terdengar berita lewat radio oleh kepala penerangan karesidenan Lampung yaitu Amir Hasan, bahwa proklamasi telah diumumkan kepada dunia internasional pada tanggal 17 agustus 1945. Kedatangan Mr. Abbas dari Jakarta memperkuat berita dan ia segera menyelenggarakan pertemuan antara para tokoh dan pemuka masyarakat di Tanjungkarang dan sekitarnya guna mengambil langkah berikut sesuai petunjuk pemerintah pusat Jakarta. Beliau juga ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai residen pertama untuk Lampung setelah Proklamasi. Dan segera membentuk Komite Nasional Indonesia Daerah Lampung yang di kemudian hari digantikan oleh dewan perwakilan rakyat. Kemudian disusul dengan dibentuknya Komite – Komite Nasional tingkat kewedanaan dan kecamatan.
Tanggal 5 september 1945 ada instruksi dari pusat untuk pengalihan kekuasaan di berbagai kewedanaan, pengibaran bendera merah putih secara menyeluruh dan penjagaan seperlunya. Sebagai ketua KNIDL yang pertama kali ditunjuk Wan Abdurrahman, dan semua jawatan maupun isntansi milik Jepang segera direbut dan pindah tangan menjadi milik pemerintahan RI. Jawatan penerangan (syuseito hodokan) dengan segala kelengkapannya diambil alih oleh Amir Hasan sebagai kepala penerangan daerah Lampung, dengan diambil-alihnya percetakan Krakatau maka lebih lancarlah komunikasi dengan warga daerah hingga kepelosok. Sementara itu berdirilah API (Angkatan Pemuda Indonesia) menghimpun para pemuda, menyusun laskar bersenjata seperti lasykar tani, barisan Banteng, Pesindo, Napindo dan lain sebagainya.
Setahun kemudian, pada tanggal 9 september 1946 Residen Lampung Mr. Abbas dipaksa untuk melepaskan jabatannya selaku residen sah oleh sebuah badan yang menamai dirinya sebagai PPM (Panitia Perbaikan Masyarakat) dengan beberapa tokohnya antara lain: Zainal Abidin, Juned, Azhari, Datuk Amin, Oemar Bey, Sutan Mudsi, Haji Mansyur dan sebagainya. Usaha pendaulatan ini berhasil, lalu Residen Lampung dijabat oleh Dr. Barel Munir. Akan tetapi dia mengundurkan diri pada tanggal 29 November 1947 dan sebagai gantinya diangkatlah Rukadi sebagai residen daerah ini.
Pada waktu terjadi perang (aksi militer) Belanda kedua 1948, ibukota karesidenan Lampung diduduki pasukan Belanda karena itu menyingkirlah pemerintahan karesidenan bersama stafnya ke Menggala lewat Kasui. Karena hal tersebut bertentangan dengan keputusan Komite Nasional karesidenan (DPR), atas dasar itu KNIDL bermusyawarah dengan para pimpinan partai mengangkat Mr. Gele Harun (putra Dr. Harun) sebagai kepala pemerintahan darurat Karesidenan Lampung. Yang kemudian mendapat persetujuan sah dari pemerintahan darurat provinsi Sumatera Selatan saat itu.
Karena situasi keamanan yang belum stabil, maka tempat kedudukan staf berpindah-pindah dari sekitar Gedong Tataan ke Pringsewu, Talang Padang dan Bukit Kemuning. Pada saat berkedudukan di Bukit Kemuning disusun staf pemerintahan secara lengkap berdasar hasil keputusan perundingan antara RI dan Belanda yang dikenal dengan persetujuan Roem Royen. Yakni guna persiapan untuk menerima oper alih kekuasaan dari tangan Belanda. Dan didalam susunan staf tersebut ditegaskan bahwa Mr. Gele Harun adalah residen Lampung. Ketika Belanda harus menyerahkan dan mengakui kekuasaan RI sebagai akibat dari hasil KMB 1949, maka Mr. Gele Harun yang menerima kekuasaan langsung dari pihak Belanda di Telukbetung.
Pada tahun 1950 berdasarkan plebisit rakyat di kewedanaan Krui yang menghasilkan keinginan untuk bergabung dengan Lampung, sejak saat itu, Krui yang semula bagian dari Keresidenan Bengkulu masuk menjadi bagian wilayah Karesidenan Lampung. Perkecualian untuk wilayah Kewedanaan Krui di onder distriik Bintuhan yang memilih tetap dibawah Bengkulu. Dengan demikian maka karesidenan Lampung meliputi seluruh ujung Selatan dari Pulau Sumatera.
Sistem Pemerintahan Negeri di Lampung berdasarkan IGOB Staatsblad no. 490 Tahun 1953 dengan adanya Ketetapan Gubernur Sumatera Selatan no.53/1951 mengenai perubahan kepala marga, maka jumlah negeri di Lampung yang semula 62 buah berubah menjadi 35 buah negeri saja.
Melihat luasnya wilayah keresidenan serta kemampuan potensi perekonomiannya, maka berdasarkan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-undang No. 13 tahun 1964, yang kemudian menjadi Undang-undang No. 14 tahun 1964 maka Karesidenan Lampung ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat I. Dengan demikian Lampung Sejak 1964 berdiri sendiri sebagai Propinsi dan tidak lagi menjadi bagian Propinsi Sumatera Selatan. Sebagai gubernur KDH Tingkat I Lampung saat itu diangkatlah Kusno Danupoyo, kemudian pada tahun 1967 terpilih Zainal Abidin Pagar Alam, dan semenjak akhir tahun 1972 jabatan gubernur KDH Tingkat I lampung dipegang oleh Brigjend TNI Sutiyoso.

Jumat, 18 Maret 2016

Cara Menyeduh Kopi yang Populer

Ngopi, adalah sebuah kata populer, setidaknya 1 kali dalam 2 hari kita akan dengar kata ini. Dan paling sering kita dengar dalam ajakan bertemu. Kata sebenarnya adalah mengopi yang berarti meminum kopi tapi ada juga yang ketika diajak ngopi malah minta teh manis. Akhirnya kata ngopi jadi punya arti tersendiri, yang lebih sebagai kegiatan sosio kultur.
  Ngomong-ngomong soal ngopi dan kopi berikut saya paparkan beberapa cara seduh kopi yang populer yang di beberapa blog/situs menyebutnya sebagai cara yang benar. Saya tidak sependapat jika mengklaim sebagai cara yang benar mengingat tiap orang punya preferensi masing-masing, ya kan...
  Adapun tulisan ini berdasar pengalaman pribadi sebagai peminum kopi dan tinggal di daerah penghasil kopi. Serta tentu ditambahkan dari tulisan di blog dan situs. Mengingat tulisan mengenai kopi ini banyak yang sama persis sehingga saya sulit menentukan mana tulisan yang asli dan mana yang salin-tempel (copas) sehingga tak saya sebutkan situs yang menjadi sumber tambahan.
-
Memilih Kopi
  Yang pertama dilakukan dalam menyeduh kopi tentu menyiapkan bahan dan alat. Jadi yang pertama dibahas adalah biji kopi. Banyak situs yang mengagungkan beberapa jenis/lokasi penanaman kopi hanya karena mereka berjualan kopi tersebut atau terbawa arus informasi yang salah dari para penjual kopi.
Dalam membeli kopi baik bubuk atau biji matang goreng (tepatnya  matang sangrai karena digoreng tanpa minyak) yang perlu diperhatikan hanyalah jenis kopinya, Arabika atau Robusta atau campuran keduanya. Arabika lebih masam dan lebih kuat aromanya ketimbang Robusta. Area penanaman Arabika juga memerlukan ketinggian lebih sehingga otomatis lebih sedikit areanya dan berakibat peredaran kopinya juga lebih kecil sementara permintaan cukup tinggi, hal inilah terutama yang membuat Arabika berharga lebih tinggi. Kopi Arabika dibutuhkan oleh pembuat kopi bubuk dari skala pabrikan hingga rumahan sebagai campuran agar bubuk kopi yang dipasarkan memiliki aroma yang mantap. Jadi meski yang mereka pasarkan lebih banyak Robusta tapi menggunakan sedikit Arabika sebagai pewangi.
  Selain jenis tanaman, yang juga perlu diperhatikan adalah "grade" biji kopi dan hal ini tak akan nampak jika anda membeli bubuk. Dalam hal grade, Robusta grade terbaik menurut saya mempunyai rasa dan aroma yang lebih baik ketimbang Arabika grade asalan. Sayangnya yang banyak dipasarkan adalah Robusta grade asalan minus sebagai hasil panen kopi serabutan yang lebih banyak biji kopi muda padahal standar grade asalan adalah hanya 20-30% biji kopi muda. Biji kopi semakin tua semakin kecil semakin padat dan anda bisa memperhatikan biji-biji kopi matang goreng/sangrai sebelum membeli. Cara dan alat penggorengan juga menentukan hasil kopinya namun pada umumnya penggoreng menggunakan wajan terakota/keramik/kaca dengan api dari kayu/arang untuk hasil terbaik atau menggunakan pasir sebagai tambahan jika menggunakan wajan metal dan kompor gas. Sehingga hasil gorengan rata-rata sama. Tinggal memilih tingkat kematangan, sebaiknya pilih yang tidak terlalu gosong/hitam.
Pilihlah biji-biji yang nampak padat dan berwarna coklat tua. Itu adalah kopi matang sangrai terbaik.
Jika anda tak menemukan penjual kopi biji matang dan terpaksa membeli kopi bubuk, belilah yang dalam kemasan kecil, kira-kira dari 1 kemasan bakal habis dalam 3-4 hari. Kalau untuk stok 1 bulan, beli saja 9-10 kemasan kecil. Kopi bubuk akan hilang aromanya setelah terbuka kemasannya dalam waktu 4-5 hari dengan asumsi sejak digiling di pabrik hingga masuk kedalam kemasan memakan waktu maksimal 1 hari.
Mengenai kopi bubuk, kebanyakan produsen mencampurkan bahan bukan kopi didalamnya. Mudah saja melihatnya, jika anda seduh dengan proses kopi tubruk, bagian yang tetap mengapung adalah bukan kopi. Ada beberapa produsen mencantumkan komposisi tapi lebih banyak yang menyebut 100% kopi. Jika benar 100% pun kemungkinan lebih dari 20% berupa biji muda dan bagi saya itu bukan kopi yang sesungguhnya.

-
Menyeduh Kopi Secara Tradisionil

Kopi Tubruk
  Ada banyak alat bantu menyeduh kopi dari yang manual hingga otomatis bahkan hingga berbagai varian minuman kopi seperti kapucino dlsb. Yang paling populer di Indonesia tentu saja Kopi Tubruk, ini yang kita bahas pertama kali.
Panaskan air dengan panci terbuka, sambil menunggu mendidih,
Siapkan biji kopi dan giling/tumbuk hingga halus sekali, setiap cangkir membutuhkan kira-kira 12-15 gram biji kopi.
Siapkan cangkir dan masukan kopi yang telah menjadi bubuk sebanyak 2 sendok teh munjung (lebih dari penuh) atau jika punya timbangan silahkan gunakan 12-14 gram kopi bubuk.
Matikan api ketika air mendidih, tunggu 1-2 menit agar panasnya turun sedikit, panas air yang baik untuk menyeduh dengan metode kopi tubruk adalah 85-95 derajat celcius. Suhu optimal adalah 92*C.
Tuang air yang suhunya telah turun sedikit dari titik didih tadi ke cangkir sembari mengarahkan tuangan air ke seluruh penjuru cangkir. Maksudnya agar kopi pecah aroma berbarengan,yang membuat aroma lebih keluar.
Setelah  air panas dituang segera tutup cangkir/gelas dan biarkan 3-4 menit. Setelah itu baru tambahkan gula jika mau atau langsung aduk kopi  dan siap dinikmati.
Tips:
Gunakan air yang tidak ada “rasa”-nya. Jika air tanah yang biasa anda minum memiliki rasa seperti agak payau jika anda tinggal didekat pantai atau berbau tanah jika lokasi sumur bekas areal persawahan dan rasa lain yang sering timbul pada air, maka gunakan saja AMDK (air minum dalam kemasan). Tapi jangan menggunakan air suling karena mineral dalam air sudah hilang sama sekali.
Air yang terlalu panas mengakibatkan kopi terlalu pahit dan air yang kurang dari 85 derajat membuat ekstrak kopi tidak maksimal kecuali menggunakan alat seduh yang didesain untuk panas air kurang dari 85*C.
Yang perlu diingat, jangan ada sendok di cangkir ketika menuangkan air panas. Hal itu akan mengurangi kematangan seduhan karena sendok metal akan menyerap panas air lebih dulu.
Jika gula sudah terlanjur masuk di cangkir sebelum kopi diseduh, aduklah agar gula dan kopi tercampur merata sebelum diseduh.
Sebaiknya gula tidak lebih banyak dari kopi bubuk atau minimal sama dengan volume kopi.
Kalau kopi anda sudah dingin, jangan dipanaskan, minumlah dengan kondisi dingin akan lebih baik daripada dipanaskan lagi. Dan jangan menaruh kopi anda di gelas/tempat berpemanas seperti food warmer atau mugwarmer tapi boleh anda taruh di thermos.
Kopi yang terlalu lama dipanaskan akan semakin pahit dan kehilangan cita rasa kopi yang sebenarnya.
Kopi anda adalah selera pribadi. Jadi jika ingin menikmati kopi yang sesuai dengan personal taste, ukur sendiri takaran kopi dan air yang kamu inginkan. Biasanya 10 – 14 gram bubuk kopi untuk 250 cc air. Jika kamu menginginkan rasa yang lebih kuat mungkin kamu bisa menambahkan kopinya atau mengurangi air. Bereksperimenlah dengan rasa. Hal ini juga berlaku jika anda menggunakan alat seduh.
Menyeduh Sekaligus Banyak
Kadang kita ingin menyajikan kopi sekaligus lebih dari 6 porsi/cangkir. Atau ketika berkemah ada acara ngopi bersama. Dan biasanya mengambil ringkas langsung saja merebus kopi dalam panci. Tidak salah jika kopi yang digunakan kopi kampung ala jawa (saya sebut demikian karena kopi kampung ini biasa dijual di Jawa atau lingkungan orang asal Jawa). Biasanya hanya mengandung 50% kopi dan sisanya bisa jagung atau beras yang disangrai hingga gosong seperti kopi.
Namun jika yang digunakan adalah kopi asli maka hasilnya bakal mengecewakan. Sebaiknya gunakan 2 buah panci, satu untuk merebus air dan 1 lagi untuk menyeduh kopi. Jika hanya ada 1 panci, gunakan ember sebagai tempat menyeduh kopi. Kopi akan lebih mantap jika disiram air panas, bukan dengan mencemplungkan kopi ke air panas, itu sebabnya perlu 2 tempat. Kalau tidak punya tempat yang sama besar, bisa pindahkan dulu air yang telah direbus ke tempat2 lebih kecil, gelas atau kaleng misalnya. Kemudian panci bisa dijadikan tempat menyeduh.
Cara dan ukuran seperti dengan metode tubruk. Sesuaikan saja jumlahnya. Terakhir, cemplungkan isi durian matang kedalam kopi yang telah jadi. Anda akan mendapatkan rasa kopi yang luar biasa. Kopi durian adalah minuman khas Lampung.
Daripada dicemplungin arang membara, jauh lebih nikmat dikasih durian. Sensasinya dapat dan rasanya semakin mantap. Silahkan mencoba... *Kopi Durian juga bisa dibuat untuk 1 cangkir, yang paling penting adalah cemplungkan durian atau tambahan lain setelah kopi siap minum, dalam hal metode tubruk adalah 3-4 menit setelah kopi disiram air panas.

Metode Pour Over 
Metode ini mirip dengan Kopi Tubruk hanya saja menggunakan alat tambahan berupa filter terbuat dari kertas dan corong. Ada corong khusus untuk ini namun bisa menggunakan corong biasa dan akan lebih bagus terbuat dari plat alumunium tapi corong plastik yang saat ini lebih mudah didapat di toko kelontong  juga berfungsi dengan baik. Ukuran corong harus sebesar filter yang dijual khusus untuk kopi.
Seperti juga metode kopi tubruk, air yang digunakan haruslah bersih dan tidak berbau serta berasa.
Panaskan air, jika air yang digunakan adalah air matang atau AMDK maka cukup panaskan air hingga timbul gelembung awal sebelum mendidih. Dan sembari menunggu air memanas;
Siapkan kopi, yang dibutuhkan adalah kopi yang digiling kasar, lebih kasar dari lubang filter. Hal ini dimaksudkan agar aliran air tidak terhambat. Besar butiran kopi ini biasa disebut medium.
Siapkan cangkir dan corong kemudian letakan filter diatas corong. Dan cangkir saji dibawah corong.
Ketika air telah timbul gelembung awal, siramkan sedikit saja hanya untuk membasahi filter. Dimaksudkan agar bau kertas pada filter berkurang. Jerang kembali air dengan api sangat kecil.
Tuangkan bubuk kopi secara merata diatas filter tapi jangan dipadatkan.
Angkat kembali air dari kompor (suhu sekitar 92*C) dan tuangkan secara merata agar semua kopi terendam dan timbul busa. Jika menggunakan air mentah maka biarkan air mendidih dulu kemudian matikan api dan tunggu 1-2 menit. Air yang telah terinfus dengan kopi akan mengalir ke bawah melalui corong ke gelas/cangkir saji. Lanjutkan tuang air hingga cangkir saji terisi maksimal.
Hasil kopi dari metode ini tidak sepahit kopi tubruk karena bubuk yang lebih kasar dan kontak kopi dengan air hanya selintas saja.
Angkat corong dan biarkan 2 menit maka kopi anda siap dinikmati atau ditambahkan gula, duren dll jika suka.

Seduh Dingin
Ini adalah metode yang paling tidak populer tapi wajib dicoba jika kopi seduh biasa membuat lambung anda terganggu.
Siapkan air biasa dengan suhu sekitar 25*C, jika anda tinggal di daerah pegunungan yang bersuhu rendah, gunakan air hangat kuku 40-50*C. Kopi yang digunakan adalah yang sedikit lebih kasar dari yang biasa dijual umum atau biasa disebut medium fine. Kopi Lampung cap Bola Dunia yang kasarnya pas untuk metode ini.
Siapkan tabung dengan penutup yang rapat, bisa menggunakan bekas toples selai dll.
Masukan kopi sebanyak 2 sendok teh penuh (kira-kira 12 gram) ke tabung dan siramkan air secara merata. Sedikit saja hingga kopi basah keseluruhan.  Biarkan 1-2 menit kemudian tambahkan air secangkir dan tutup rapat tabung. Atau sesuaikan perbandingan antara kopi dan air jika ingin membuat beberapa porsi. Biarkan minimal 10 jam, waktu optimal adalah 11 jam.
Setelah 10-12 jam buka penutup tabung dan tuang kopi ke cangkir dengan saringan agar tak banyak bubuk kopi yang ikut masuk ke cangkir saji. Saringan adalah hal penting mengingat rasa bubuk kopinya aneh dan asam jika terkunyah di mulut.
Jika anda mau minum kopi dipagi hari, maka siapkan kopi ini sore hari sebelumnya.
Untuk kopi ini sebaiknya campurkan dengan sirup gula atau kinca (gula aren yang dicairkan). Atau madu. Dan jangan dengan gula pasir.
Rasa kopi dengan metode ini lebih pahit dari kopi tubruk tapi lebih ringan kafein dan asamnya. Berbeda dengan kopi putih (white coffee) yang juga tidak asam tapi kuat kafein.

Menggunakan Alat Seduh
Sekarang sudah banyak dijual alat seduh kopi dari yang modern dan otomatis hingga semi tradisionil yang manual. Untuk menggunakan alat seduh sudah ada aturan baku yang menyertainya. Yang perlu diperhatikan adalah ukuran bubuk kopi, setiap alat mempunyai preferensi sendiri. Ada yang perlu bubuk kasar dan medium adapula yang medium fine (tidak terlalu halus) bahkan ada yang lebih baik dengan bubuk sangat kasar, biji kopi hanya perlu digeprek 2-3 kali hingga menjadi pecahan sebesar pentol korek api.
Ada banyak alat seduh dan variannya, saya hanya menuliskan alat seduh yang pernah saya coba dan saya kuasai.
Dripper
Alat yang nampak paling tradisionil adalah Dripper yang biasa digunakan di Indochina hingga lebih sering disebut sebagai “Vietnam Drip”. Alat sederhana ini berbentuk cangkir namun sisi bawahnya bolong-bolong dan ditempatkan diatas cangkir saji yang sebaiknya terbuat dari kaca/gelas bening. Sesuai namanya, alat ini menggunakan prinsip drip atau tetesan. Bubuk Kopi ditaruh dialat ini kemudian letakan cangkir saji dibawah alat dan tuangkan air panas (90-96*C) kedalam alat dan biarkan cairan kopi menetes ke cangkir saji dibawahnya. Memakan waktu yang cukup lama agar kopi siap diminum, lebih kurang 5 menit. Sehingga di banyak warung di Vietnam disajikan berikut alatnya dan konsumen harus menanti hingga waktunya meminum. Umumnya diminum dengan tambahan susu kental manis yang dituang di cangkir saji sebelum di tetesi kopi.  Hasil kopi dengan metode ini lebih terasa pahitnya  ketimbang asamnya namun lebih ringan dibanding dengan metode tubruk. Dengan menggunakan kopi matang sedang (medium roast) adalah hasil terbaik dan bubuk kasar (medium coarse).

Moka Pot
Alat yang banyak digunakan di negeri-negeri Eropa terutama Italia adalah sebuah bejana berhubungan atas dan bawah. Dibagian paling bawah dimasukan air dan diatasnya menggunakan sebuah tatakan berlubang ditaruh kopi bubuk. Kemudian ditutup rapat dengan bejana bagian atas yang nantinya adalah tempat cairan kopi yang telah jadi. Kemudian bejana bagian bawah dipanaskan diatas kompor/tungku hingga air mengalir melalui kopi dan terus naik hingga bejana atas. Hasil minuman kopi dari alat ini kental, hampir menyerupai espresso. Bubuk kopi yang digunakan  yang berukuran sedikit lebih besar dari lubang-lubang saringan/filter pada alat ini. Tiap merk punya lubang-lubang yang berbeda, nampaknya. Namun bisa juga digunakan dengan bubuk kopi paling halus seperti dijual umum untuk kopi tubruk hanya saja kopi halus ini akan ikut terangkat ke bejana atas tempat cairan kopi siap tuang ke cangkir saji.
Banyaknya volume kopi kira-kira 15 gram untuk 200 ml liter air.

French Press/Plunger
Alat ini juga sudah cukup tua dan sebagaimana namanya banyak digunakan oleh orang di Perancis. Prinsipnya mirip dengan Dripper hanya saja ini tidak menunggu tetesan tetapi ditekan sehingga lebih cepat penyajiannya ketimbang Vietnam Drip. Kemungkinan Vietnam Drip dibuat mencontoh alat ini dengan maksud sebagai metode yang lebih sederhana mengingat dahulu wilayah Indochina adalah jajahan Perancis. Hasil minuman kopi dari kedua alat ini sangat mirip.

Aero Press
Alat ini adalah pengembangan dari French Press, prosesnya sangat mirip dengan Dripper tapi dibantu dengan penekanan sehingga menetes lebih cepat. Alat ini sangat portabel hingga bisa menyeduh kopi dimanapun anda mau. Juga tidak membutuhkan air yang terlalu panas, dengan ditemani thermos sudah cukup untuk memamerkan kehebatan anda menyeduh kopi. Alat ini juga tidak ada resep baku cara membuatnya, banyak cara dan resep bisa dilakukan dengan alat ini sehingga ada kontes khusus untuk menyeduh kopi dengan alat ini.

Espresso Manual
Alat ini digunakan untuk membuat kopi paling kental dan menjadi biang dari berbagai bentuk penyajian kopi yang  umum dijual di cafe/kopi tiam sekarang ini. Tapi kebanyakan cafe saat ini menggunakan Espresso Machine otomatis bertenaga listrik. Meski metodenya juga dengan menekan (press) alat ini namun hasil minuman kopinya jauh berbeda dengan French Press.
Berikut gambar cara menggunakan espresso manual yang saya ambil dari website kopikopen.com
Gambar espresso manual

Mesin Espresso
Cara menggunakan mesin ini sangat baku sesuai petunjuk manual alat, agak sulit untuk berinovasi menggunakan alat ini. Kebanyakan kopi maka saringan akan macet, terlalu sedikit kopi maka hasilnya kurang terasa. Lagipula mesin ini terlalu mahal untuk digunakan di rumah.

Syphon
Alat ini juga terdiri dari 2 bejana, namun umumnya terbuat dari bahan gelas/kaca berbeda dengan Moka Pot yang dari metal. Kompor yang digunakan pun khusus, mirip kompor pemanas makanan yang dinyalakan dengan spiritus. Saya belum pernah mencoba namun pernah disajikan kopi dengan metode yang dipertontonkan ini disebuah mall.
Mudah saja caranya namun perlu hati-hati mengingat alat ini terbuat dari kaca dan berbentuk bulat.
Isikan air panas thermos (suhu sekitar 75*C) ke bejana bawah (air thermos dimaksudkan agar proses tak terlalu lama). Pasang filter dan katup di bejana atas. Sambungkan kedua bejana diatas dudukan alat. Tuangkan kopi bubuk ke bejana atas. Siapkan dan nyalakan kompor mini kemudian letakkan dibawah bejana bawah. Ketika air mendidih akan terdorong naik ke bejana atas dan bercampur dengan kopi. Setelah semua air naik keatas kecilkan api dan aduk campuran kopi di bejana atas. Selesai mengaduk matikan api. Air yang telah terinfus kopi akan mengalir kebawah lagi. Setelah semua air kembali ke bawah maka kopi anda siap dituang ke cangkir saji.
Ukuran banyaknya bubuk kopi kira-kira 12 gram (2 sendok teh penuh) untuk 200 ml air.
Masih ada beberapa cara menyeduh kopi menggunakan alat-alat lain namun saya belum pernah mencobanya sehingga tidak mau sekedar salin-tempel tulisan orang tanpa pernah mempraktekan. Mengenai cara menggunakan alat-alat ini secara lebih rinci, silahkan ke website penjual peralatan kopi  ini saja: Teknik Menyeduh Kopi  atau Cara Menyeduh Kopi atau Tips Seduh Kopi

Cara Meminum Kopi
Cara meminum kopi yang saya suka adalah menyiapkan sejumput gula aren dan biarkan kopi tanpa gula. Sruput kopi dan lanjut dengan mengambil sejumput gula aren untuk dikecap demi menghilangkan rasa pahit dari kopi. Buat saya meminum kopi seperti ini apalagi kopi espresso atau hasil moka pot, sangat nikmat dan dua kali lipat menambah semangat. Ada pula yang menghilangkan pahit kopi di lidah dengan cemilan manis. Atau dengan coklat batangan. Pada dasarnya biarkan kopi anda tanpa gula jika ingin menikmati kopi sebenarnya.
Tapi jika hanya ingin menunda kantuk dan mendapat semangat tambahan, minum saja kopi sebagaimana anda suka biasanya. Jangan biarkan orang lain mempengaruhi cara minum kopi yang sudah anda anggap nikmat selama ini.
Jika di warung kopi biasa, saya hanya memesan kopi beton yang maksudnya campuran bubuk kopi dan gula sama banyak volumenya.

Penutup
Jika anda tertarik menggunakan alat seduh, Syphon adalah alat yang paling unik apalagi jika dipajang di dapur atau mini bar. Sementara Vietnam Drip adalah alat paling simple dan murah, bahkan ada yang menjualnya dibawah Rp.50.000,- per unit atau French Press jika ingin lebih cepat hasilnya, French Press juga tidak terlalu mahal. Dan Moka Pot adalah alat pilihan saya karena menghasilkan kopi yang paling enak dengan simplisitas dan harga alat yang murah, hasil kopi moka pot juga bisa dikreasikan menjadi kapucino atau latte dlsb seperti espresso.
Pada level selanjutnya anda harus memikirkan untuk memiliki alat penggiling sendiri. Dan pada level diatasnya adalah membeli alat penggoreng kopi yang juga sudah dijual versi ringkasnya. Dan terakhir, ada baiknya anda membeli kebun kopi sekalian :D kemudian memelihara musang dan menghasilkan kopi luwak... hehehe
Menanam beberapa pohon kopi sendiri juga bukan ide buruk, jika anda tinggal di daerah berketinggian lebih dari seratus meter (100m) dpl seperti daerah Bogor bisa mencoba menanam Robusta. Sebagai informasi, harum bunga kopi saat bermekaran di pagi hari jauh lebih wangi dari bunga hias manapun, tercium hingga jarak puluhan meter, artinya anda bakal menebarkan wewangian ke seluruh kompleks rumah :D. Yang bisa menyaingi hanya bunga Wijaya Kusuma nan legendaris itu, bedanya bunga kopi mekar di pagi hari saat orang sudah bangun.
 Beberapa situs mengenai menyeduh kopi yang perlu anda baca:
Penggunaan Kopi Lampung adalah rahasia nikmatnya es kopi di kedai Tak Kie
http://lifestyle.okezone.com/read/2015/08/06/298/1191820/brown-sugar-cocok-sebagai-pemanis-minuman-kopi
http://kopikopen.com/2015/06/cara-menyeduh-kopi/
http://www.ottencoffee.co.id/majalah/cara-menyeduh-kopi-yang-benar/
http://www.ottencoffee.co.id/majalah/category/brewing-method/
http://www.kopijavalorek.com/2012/06/tip-seduh.html

Resep Ekstra: 
Untuk menemani minum kopi silahkan coba resep cemilan yang mudah dibuat berikut ini.
Colenak Karamel
Colenak adalah makanan khas Parahyangan. Bahan dasarnya peyeum sampeu alias tape singkong.
Cara membuat colenak tradisionil, mudah sekali tapi memerlukan pemanggang dengan arang.
Tape dipanggang kemudian ditaburi parutan kelapa remaja (tidak tua dan tidak muda/dugan) dan terakhir disiram kinca atau gula merah yang dicairkan.
Untuk resep kali ini saya modifikasi agar bisa dibuat di rumah tanpa perlu repot menyalakan arang. Cukup sediakan wajan berdasar rata (lebih baik jika dilapisi teflon atau lapisan anti lengket lain). Panaskan wajan kemudian beri sedikit margarin dan lebih mantap lagi jika menggunakan non salted butter. Setelah margarin/butter mencair, ratakan ke seluruh permukaan wajan yang rata. Masukan potongan tape yang telah dipipihkan ke wajan dan balik ketika bagian bawah telah kecoklatan.  Angkat tape jika kedua bagian sudah kecoklatan, tapi untuk tape yang agak basah dan lembek perlu sedikit menggosong agar tape lebih kering.
Susun tape satu lapis diatas piring kecil. Parut kelapa remaja diatasnya. Atau bisa juga keju cheddar.
Buat karamel dengan memasukan sedikit (setengah hingga 1 sendok teh) margarin/butter ke wajan kecil, panaskan hingga meleleh dan tambahkan gula pasir minimal 2 sendok makan. Aduk terus gula hingga mencair dan berubah warna menjadi kuning tua. Jika mulai menjadi coklat segera angkat dari api (jangan tunggu menjadi berwarna coklat semua karena artinya telah gosong). Siramkan merata keatas tape dan parutan kelapa/keju kala karamel masih cair .  Sebaiknya jangan teralu banyak membuat karamel karena hanya bisa dipakai saat cair, sementara jika sebentar saja diangkat dari api akan mulai mengeras menjadi permen. Penambahan margarin/butter agar karamel tidak terlalu keras digigit ketika telah dingin.
Catatan:
Semua resep telah dicoba di dapur.